Ketika kita berjalan dipagi hari menembus
kabut pagi yang dingin, kemudian terbit sang mentari dengan cahayanya yang
mengurai kabut pagi dan memberikan kehangatan pada tubuh kita. Sebenarnya apa itu
cahaya? Manusia dengan pikirannya mulai menkonsepsi tentang cahaya, berusaha
menjelaskan tentang cahaya dan memicu serangkaian penemuan dan pemikiran.
Sir
Isaac Newton si ilmuan terkenal saat itu mengungkapan cahaya sebagai
partikel halus yang bermassa. sumber-sumber cahaya memancarkan elemen-elemen
sangat halus yang mengenai mata kita sehingga memberikan kesan cahaya.
Bagian-bagian yang sangat halus tersebut, menurut Newton, adalah partikel-partikel
cahaya yang dipancarkan ke segala arah. Newton juga menyatakan bahwa laju
cahaya semakin cepat ketika memasuki medium yang lebih rapat. Hal ini karena
mendapatkan tarikan gravitasi yang lebih besar.
Christiaan Huygens mengemukakan teorinya
bahwa cahaya dipancarkan ke semua arah sebagai ciri-ciri gelombang. Pandangan
ini kemudian menggantikan teori partikel halus yang sudah diterima manusia saat
itu. Ini disebabkan oleh karena gelombang tidak diganggu oleh gravitasi, dan
gelombang menjadi lebih lambat ketika memasuki medium yang lebih padat. Teori
gelombang ini menyatakan bahwa gelombang cahaya akan berinterferensi dengan
gelombang cahaya yang lain seperti gelombang bunyi
Kemudian Thomas Young datang membuat
suatu eksperimen yang
sederhana tetapi dramatis menggunakan cahaya matahari yang masuk melalui suatu
celah di atas layar.
cahaya bersinar melalui celah sempit yang berupa irisan pada layar. Celah
sempit ini menyebabkan cahaya melebar ke atas atau, dengan perkataan lain,
mengalami difraksi. Dari fakta eksperimen ini
kemudian young berpendapat bahwa cahaya mirip dengan gelombang. Ketika gelombang-gelombang cahaya
dari setiap celah melebar kembali, gelombang-gelombang itu saling bertemu. Fakta
lain pada eksperimen Young yang memperkuat cahaya mirip gelombang adalah
interferensi.Cahaya yang bertemu itu
kadang seirama dan kadang tidak
seirama. Jika seirama, gelombang-gelombang itu saling memperkuat dan saling
memperlemah yang ditunjukkan garis
gelap terang pada layar.
Kemudian muncul james clerk maxwel mengemukakan
pikirannya berdasarkan percobaan faraday bahwa medan magnetik yang berubah
menghasilkan medan listrik dan juga berlaku kebalikannya menghasilkan gelombang
elektromagnetik. Dengan perhitungan matematika yang sangat rumit maxwell menunjukkan bahawa kelajuan gelombang
elektromagnetik adalah sama dengan kelajuan cahaya yang dikemukakan oleh
Micholson. Setelah itu manusia
menemukan bahawa Cahaya adalah energi berbentuk gelombang
elekromagnetik. Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual
oleh indera penglihatan sebagai warna. Inilah jawaban atas
pertanyaan cahaya sebagai penerangan manusia di alam ini. lebih jauh lagi
manusia terus berpikir menjawab pertayaan dari jawaban apakah teori itu benar?
Heindrick Rudolf Hertz menguji teori Maxwell dengan Percobaaannya. Percobaan ini menggunakan sepasang vibrator
muatan listrik yang bergetar dengan frekuensi yang tinggi kira-kira 100 MHz. Frekuensi
ini adalah gelombang elektromagnetik pada rentang gelombang radio pendek dan
televisi. Hasil percobaan yang dilakukan Zeeman tentang pengaruh medan magnet
yang kuat terhadap berkas cahaya semakin memperkuat pembuktian Maxwell.
kemudian Stark melakukan percobaan medan listrik yang sangat kuat dapat
berpengaruh terhadap berkas cahaya. Hasil ini percobaan ini juaga memperkuat
kesimpulan Maxwell.
Setelah orang
berpikir bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik munculah Teori kuantum yang
dicetuskan Max Karl Ernst Ludwig Planck. Dalam percobaannya Planck mengamati sifat-sifat termodinamika radiasi
benda-benda hitam dan dia berkesimpulan bahwa energi cahaya terkumpul dalam
paket-paket energi yang disebut kuanta atau foton. Akan tetapi dalam teori ini
paket-paket energi atau partikel penyusun cahaya yang dimaksud berbeda dengan
partikel yang dikemukakan oleh Newton . Karena foton tidak bermassa sedangkan
partikel pada teori Newton memiliki massa
Pernyataan Plank kemudian didukung oleh Albert
Einstein dengan percobaan efek
fotoelektriknya menggunakan teori Plank. Dia menyimpulkan bahwa cahaya
yang menyinari atom dapat mengeksitasi elektron
untuk keluar dari orbitnya. Albert Einstein mengemukakan bahwa cahaya adalah partikel yang dia sebut sebagai foton. Percobaan Einstein sangat menentang pernyataan
Huygens dengan teori gelombangnya. Pada efek fotolistrik, besarnya
kecepatan elektron yang terlepas dari logam ternyata tidak bergantung pada
besarnya intensitas cahaya yang digunakan untuk menyinari logam tersebut.
Sedangkan menurut teori gelombang seharusnya energi kinetik elektron bergantung
pada intensitas cahaya.
Setelah semua bukti cahaya sebagai partikel
dan sebagai gelombang ditemukan, manusia masih berpikir lagi apa sebenarnya
cahaya? apakah suatu gelombang atau parikel yang bergerak dengan kecepatan
tertentu? Maka terjadi dualisme tentang konsep cahaya. pada kondisi tertentu
cahaya dapat dipandang partikel dan pada kondisi tertentu juga cahaya dapat
dipandang sebagai gelombang. Dan dualisme cahaya tidak bisa dipandang sekaligus.
Diibaratkan cahaya adalah sebuah koin yang mempunyai sisi yang berbeda. Sisi
yang satu adalah gelombang dan sisi lainnya adalah partikel. Kita tidak bisa
memandang mereka sekaligus dan hanya bisa memandang pada sisi tertentu. Tapi yang
tidak boleh dilupakan adalah mereka adalah bentuk dari sisi sebuah koin sama.
Dan koin tersebut adalah Energi. Medan magnet dan medan listrik dalam gelombang
elektromagnetik adalah bentu lain dari energi begitu pun foton sebagai partikel
cahaya yang bergerak dengan kelajuan cahaya tidak lain adalah sebuah paket dari
energi tersebut, Sehingga cahaya adalah energi. Gelombang elektromagnetik atau
partikel adalah cara manusia dengan keterbatasannya memandang energi itu. Jadi
ketika kita mengkonsepsi cahaya sebagai gelombang atau partikel kita sedang memandang
sebuah energi yang sama, tergantung bagaimana kita memandangnya.
Alam semesta menyimpan
banyak pertanyaan. Membuat manusia terus berpikir menjawab pertanyaan itu. Mencari
jawaban untuk menjadi nalar dipikirannya. Mungkin jawaban itu bukanlah akhir
melainkan awal dari pertanyaan baru. Itulah keindahaan alam semesta beserta
penciptanya yang maha agung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar